Menurut Parson (Jones & Hand, 1938),
Dalam mengasuh anak orang tua menggunakan beberapa konsep pola asuh
tertentu, di antaranya :
1. Pola asuh sugesti
Sugesti merupakan hubungan berlangsung apabila seseorang memberikan
pandangan atau sikap yang dianutnya, kemudian diterima oleh orang lain.
2. Pola asuh identifikasi
Identifikasi merupakan keinginan seseorang untuk
menjadi sama dengan orang lain ( meniru secara keseluruhan).
3. Pola asuh simpati
Simpati merupakan suatu proses di
mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain.
Menurut ((Theresia S. Indira, 2008) : 178 ),
Yang dilakukan orang tua demi menuju pola asuh efektif :
a. Pola Asuh harus dinamis
Pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sebagai contoh, penerapan pola asuh untuk anak balita tentu
berbeda dari pola asuh untuk anak usia sekolah. Pasalnya,kemampuan berfikir
balita masih sederhana. Jadi pola asuh harus disertai komunikasi yang tidak
bertele-tele dan bahasa yang mudah dimengerti.
b. Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
Ini perlu dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak yang berbeda. Shanti memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat seumpama jika mendengar alunan musik, dia lebih tertarik ketimbang anak seusianya, kalau orang tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
Ini perlu dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak yang berbeda. Shanti memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat seumpama jika mendengar alunan musik, dia lebih tertarik ketimbang anak seusianya, kalau orang tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
c. Ayah
ibu mesti kompak
Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh
yang sama. Dalam hal ini, kedua orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam
menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak.
d. Pola asuh mesti disertai perilaku positif
dari orang tua
Penerapan pola asuh juga
membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua sehingga bisa dijadikan contoh/
panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan dengan disertai penjelasan
yang mudah dipahami.
e.
Komunikasi efektif
Syarat untuk berkomunkasi efektif sederhana yaitu luangkan waktu untuk
berbincang-bincang dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan
meremehkan pendapat anak. Dalam setiap diskusi, orang tua dapat memberikan
saran, masukan atau meluruskan pendapat anak yang keliru sehingga anak lebih
terarah.
f. Disiplin
Penerapan disiplin juga menjadi bagian pola asuh, mulailah dari
hal-hal kecil dan sederhana. Misal, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah
anak juga perlu diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih
teratur dan efektif mengelola kegiatannya. Namun penerapan disiplin mesti
fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan/ kondisi anak.
g. Orang tua konsisten
Orang tua juga bisa menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak tidak boleh
minum air dingin kalau sedang terserang batuk,
tapi kalau anak dalam keadaan sehat ya boleh-boleh saja. Dari situ ia
belajar untuk konsisten terhadap sesuatu, sebaliknya orang tua juga harus
konsisten, jangan sampai lain kata dengan perbuatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar